Jumat, 04 November 2011

Manfaat Dan Etika Informasi Sistem Informasi

Pada awalnya komputer digunakan untuk memecahkan permasalahan lokal. Saat ini komputer digunakan untuk mengelola sumber daya yang sangat luas, karena perusahaan memandang seluruh dunia sebagai pasar mereka. Para eksekutif perusahaan melakukan investasi teknologi informasi guna mencapai skala ekonomis, mengembangkan produk, dan memenuhi pelanggan diseluruh dunia.
Selama tahun 1980-an dan awal tahun 1990-an, Perusahaan multinasional (multinational corporation – MNC) raksasa telah berhasil membangun sistem informasi global (global information systems – GIS), membutuhkan pemrosesan informasi yang khusus. Dewasa ini perusahaan tersebut membuat peningkatan besar-besaran baik untuk arsitektur maupun aplikasi sistem informasinya. Sistem yang semula dirancang untuk mendukung operasi terpusat atau tersebar akan direkayasa ulang yang memungkinkan perusahaan induk dan anak perusahaannya beroperasi sebagai suatu sistem yang terintegrasi dan terkoordinasi. GIS masa depan akan memungkinkan anak perusahaan untuk menyesuaikan produk dan jasa mereka dengan para pelanggan, namun tetap menyediakan informasi yang diperlukan para eksekutif diperusahaan induk untuk menjalankan perusahaan global.

1. Penggunaan Komputer di Pasar Internasional

1.1. Perusahaan multinasional
Perusahaan multinasional (multinational corporation – MNC) adalah perusahaan yang beroperasi melintasi berbagai produk, pasar, bangsa, dan budaya. MNC terdiri dari perusahaan induk dan sekelompok anak perusahaan. Anak-anak perusahaan tersebut tersebar secara geografis dan masing-masing mungkin memiliki tujuan, kebijakan dan prosedur sendiri. Dengan bentuk tersebut, MNC mungkin merupakan bentuk organisasi paling rumit yang keberadaannya saat ini meluas.
Aktivitas setiap perusahaan dipengaruhi oleh kondisi internal dan eksternal, dan bagi MNC lingkungannya memiliki lingkup global. MNC merupakan suatu sistem terbuka tetapi berusahan meminimumkan ketidakpastian yang ditimbulkan oleh lingkungan. Ketidakpastian dalam hal ini adalah “perbedaan antara jumlah informasi yang diperlukan untuk melaksanakan suatu tugas dan jumlah informasi yang telah dimiliki oleh organisasi”. Karena ketidakpastian melibatkan informasi, para eksekutif MNC dengan mudah melihat bahwa mereka dapat mengatasi pengaruh-pengaruh lingkungan dengan menggunakan secara baik teknologi informasi. MNC membuat sistem pengolah informasi yang paling sesuai dengan kebutuhan mereka dari segi pengaruh lingkungan dan warisan administratif. Perusahaan yang berhasil membuat sistem yang cocok memiliki peluang terbaik mencapai kinerja yang baik, mereka yang gagal berisiko tinggi mengalami kinerja yang buruk.

Tempat yang baik untuk memulai mempelajari pemakaian komputer di pasar internasional adalah struktur organisasi yang tepat (menurut William Egelhoff dari Fordham University) mengidentifikasi 4 struktur yang berbeda, yakni:
Divisi Fungsional Sedunia (worldwide functional divisions),
Anak perusahaan diorganisasikan menurut jalur fungsional-manufaktur, pemasaran dan keuangan. Bidang-bidang fungsional dari anak perusahaan melapor langsung pada pasangan fungsional mereka di perusahaan induk. Dengan demikian data yang mengintegrasikan seluruh operasi perusahaan tidak terdapat pada tingkat yang lebih rendah. Sehingga perencanaan strategis MNC harus dilakukan pada tingkat eksekutif puncak di perusahaan induk.
Divisi Internasional (international divisions),
Semua anak perusahaan di luar negeri melapor pada divisi internasional MNC yang terpisah dari divisi domestik.
Wilayah Geografis (geographic regions),
MNC membagi operasinya menjadi wilayah-wilayah dan tiap wilayah bertanggung jawab atas anak-anak perusahaan yang berlokasi dalam batasnya. Tidak ada komunikasi antar wilayah, karena arus informasi dari tiap wilayah langsung dikoordasikan dengan staf dikantor pusat (perusahaan induk).
• Divisi Produk Sedunia (worldwide product divisions).
Perusahaan diorganisasikan menurut jalur divisi produk, dan tiap divisi bertanggung jawab atas operasi mereka sendiri di seluruh dunia. Sehingga memungkin MNC lebih mudah mengenali beragam kebutuhan produk dari berbagai anak perusahaan dan menyesuaikan lini produk menurut kebutuhan tersebut.

Perlunya Koordinasi dalam MNC
Koordinasi merupakan kunci mencapai keunggulan kompetitif dalam pasar global. Perusahaan yang tidak mampu mendapatkan kontrol strategis atas operasi internasionalnya dan mengelolanya dengan koordinasi global tidak akan berhasil dalam pesatnya ekonomi internasional.
Kemajuan teknologi informasi dan telekomunikasi serta metodologi pada dekade terakhir ini telah membuat koordinasi global menjadi lebih mudah. Banyak keuntungan yang dapat diperoleh MNC dengan memiliki kemampuan pengolahan informasi yang baik, yang didasarkan pada kemampuan koordinasi global. Keuntungan tersebut mencakup :
• Fleksibel dalam memberi respon terhadap pesaing diberbagai negara;
• Kemampuan memberi respon terhadap suatu perubahan meningkat;
• Kemampuan mengikuti kebutuhab pasar di seluruh dunia;
• Kemampuan mentransfer pengetahuan antar unit di berbagai negara;
• Biaya operasional keseluruhan berkurang
• Peningkatan efisiensi & efektivitas dalam memenuhi kebutuhan pelanggan;
• Kemampuan mencapai dan mempertahankan keragaman produk perusahaan, teknik produksi dan distribusi.

1.2. Strategi Bisnis Global
Telah diketahui bahwa MNC dapat mengadopsi berbagai struktur organisasi. MNC juga dapat memilih strategi yang akan mereka ikuti.
Strategi Bisnis MNC (Christopher Bartlett & Sumantra Ghoshal) dikelompokan atas empat (4) strategi, yaitu :
1. Strategi Multinasional; perusahaan induk memberikan kebebasan kepada anak perusahaan untuk mengembangkan produk dan praktek mereka sendiri serta senantiasa memberikan pelaporan keuangan (desentralisasi). Strategi ini menimbulkan kendurnya pengendalian oleh perusahaan induk (kantor pusat), dan sistem informasi memudahkan desentralisasi dalam pengambilan keputusan strategis serta terdiri dari proses dan database yang berdiri sendiri (oleh anak perusahaan).
2. Strategi Global; pengendalian ada di perusahaan induk (sentralisasi proses & database). Perusahaan berusaha memenuhi kebutuhan pelanggan di seluruh dunia dengan produk-produk standar. Produk untuk seluruh pasar dunia diproduksi secara sentarl dan dikirimkan ke anak-anak perusahaan. Hal tersebut mengakibatkan sebagaian besar kapasitas sistem informasinya berlokasi diperusahaan induk dan terdapat sentralisasi proses dan database. Pengendalian sangat ketat dan strategi diatur oleh pusat.
3. Strategi Internasional; perpaduan strategi global (sentralisasi) dan strategi multinasional (desentralisasi). Strategi ini memerlukan suatu tim manajemen diperusahaan induk yang memiliki pengetahuan dan ketrampilan menembus pasar global. Keahlian ini disediakan anak perusahaan yang digunakan untuk mengadaptasi produk, proses dan strategi perusahaan bagi pasar mereka sendiri. Dengan strategi ini akan menggunakan sistem interorganisasi yang menghubungkan proses dan database perusahaan induk dengan anak perusahaan.
4. Strategi Transnasional; perusahaan induk dan semua anak perusahaan bekerja sama memformulasikan strategi dan kebijakan operasi, mengkoordinasikan logistik agar produk mencapai pasar yang tepat.

1.3. Strategi Penerapan GIS
Jika suatu MNC mengikuti strategi multinasional (desentralisasi), diperlukan sejumlah tim pengembangan, yang bekerja di sejumlah anak perusahaan. Jika strategi global (sentralisasi) yang diikuti, tim pengembangan GIS mengerjakan sebagian besar tugasnya di perusahaan induk. Jika strategi internasional (kombinasi sentralisasi dan desentralisasi) yang diikuti, satu atau sejumlah tim pengembangan dapat bepergian dari perusahaan induk ke anak-anak perusahaan. Dalam hal strategi transnasional (integrasi), tim pengembangan menyertakan wakilwakil dari perusahaan induk dan anak perusahaan.
• Menghubungkan GIS dengan strategi bisnis, tim pengembangan harus :
1) Bekerjasama secara erat dengan eksekutif perusahaan untuk memahami dampak potensial GIS pada strategi bisnis global.
2) Mengerti strategi bisnis global dari tiap unit bisnis.
3) Menentukan strategi GIS global yang sesuai untuk strategi bisnis global tiap unit bisnis.
4) Menentukan tujuan dari tiap strategi GIS.
5) Mengidentifikasi aplikasi yang diperlukan untuk mencapai strategi GIS dan menentukan prioritasnya.
6) Menugaskan orang-orang yang bertanggung jawab atas penerapan aplikasi tersebut.

2. Implikasi Etis dari Teknologi Informasi

2.1. PENGERTIAN MORAL, ETIKA, DAN HUKUM
Moral : Tradisi kepercayaan mengenai perilaku benar atau salah
Etika : Satu set kepercayaan, standart atau pemikiran yang mengisi suatu individu, kelompok dan masyarakat.
Hukum : peraturan perilaku yang dipaksakan oleh otoritas berdaulat, seperti pemerintah pada rakyat atau warga negaranya.
Penggunaan komputer dalam bisnis diarahkan oleh nilai-nilai moral dan etika dari para manajer, spesialis informasi dan pemakai dan juga hukum yang berlaku. Hukum paling mudah diiterprestasikan karena berbentuk tertulis. Dilain pihak etika dan moral tidak didefinisikan secara persis dan tidak disepakati oleh semua anggota masyarakat.

2.2. PERLUNYA BUDAYA ETIKA
Hubungan antara CEO dengan perusahaan merupakan dasar budaya etika.
Jika perusahaan harus etis, maka manajemen puncak harus etis dalam semua
tindakan dan kata-katanya. Manajemen puncak memimpin dengan memberi contoh.
Perilaku ini adalah budaya etika.

Tugas manajemen puncak adalah memastikan bahwa konsep etikanya menyebar di
seluruh organisasi, melalui semua tingkatan dan menyentuh semua pegawai.
Para eksekutif mencapai penerapan ini melalui suatu metode tiga lapis, yaitu :
1. Corporate credo : pernyataan ringkas mengenai nilai-nilai yang ditegakkan
perusahaan.
2. Program etika : suatu sistem yang terdiri dari berbagai aktivitas yang
dirancang untuk mengarahkan pegawai dalam melaksanakan corporate
credo.
3. Kode etik perusahaan

sedangkan menurut James H. Moor ada tiga alasan utama minat masyarakat yang tinggi pada komputer, yaitu :
1. Kelenturan logika
kemampuan memprogram komputer untuk melakukan apapun yang kita inginkan.
2. Faktor transformasi
komputer dapat mengubah secara drastis cara kita melakukan sesuatu.
3. Faktor tak kasat mata
semua operasi internal komputer tersembunyi dari penglihatan


2.3. HAK SOSIAL DAN KOMPUTER STRATEGI GIS
Masyarakat memiliki hak-hak tertentu berkaitan dengan penggunaan komputer,
yaitu :
I. Hak atas komputer :
1. Hak atas akses komputer
2. hak atas keahlian komputer
3. hak atas spesialis komputer
4. hak atas pengambilan keputusan komputer
II. Hak atas informasi :
1. Hak atas privasi
2. Hak atas akurasi
3. Hak atas kepemilikan
4. Hak atas akses
Kontrak sosial jasa informasi
Untuk memecahkan permasalahan etika komputer, jasa informasi harus masuk ke
dalam suatu kontrak sosial yang memastikan bahwa komputer akan digunakan untuk
kebaikan sosial. Jasa informasi membuat kontrak dengan individu dan kelompok
yang menggunakan atau yang mempengaruhi oleh output informasinya. Kontrak ini
tidak tertulis tetapi tersirat dalam segala sesuatu yang dilakukan jasa informasi.
Kontrak tersebutb, menyatakan bahwa :
-Komputer tidak akan digunakan untuk sengaja mengganggu privasi orang
-Setiap ukuran akan dibuat untuk memastikan akurasi pemrosesan komputer
-Hak milik intelektual akan dilindungi
-Komputer dapat diakses masyarakat sehingga anggota masyarakat terhindar
dari ketidaktahuan informasi.
Sumber :

http://heyratna.wordpress.com/tag/manfaat-dan-etika-dari-sistem-informasi/

http://darkelf89.wordpress.com/2010/10/12/manfaat-dan-etika-sistem-informasi/

Sutabri,Tata,2005."Sistem Informasi Manajemen",Jakarta:Penerbit Andhi Publisher.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar